Pages

 

Minggu, 12 Mei 2013

URGENSI DAKWAH ILMI

2 komentar


Dakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Dakwah pada dasarnya adalah mengajak manusia manuju jalan yang diridhoi Allah, dari pengertian ini dakwah memiliki metode yang sangat luas. Akan tetapi, paradigma umum telah banyak mengaitkan dakwah dengan kajian di masjid – masjid saja. Setiap kata dakwah pasti langsung tergambar kajian di masjid. Pernyataan ini memang tidaklah salah, tetapi dengan paradigma yang seperti ini berarti kita terlalu menganggap sempit definisi dakwah dan mengerucutkan jalan dakwah dengan kajian semata.
Aqidah Islam adalah gerakan berjiwa keyakinan berdasar Qur’an dan Hadits yang dilaksanakan dalam bentuk dakwah amar ma'ruf nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dengan Aqidah Islam terwujudlah pandangan bahwa Agama Islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu'amalat duniawiyah yang merupakan satu kesatuan yang utuh.
Dengan da’wah amar ma'ruf nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, insya Allah terpenuhilah suatu kewajiban sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw. dan ada harapan untuk memperoleh ridha Allah Swt. berupa kebaikan di dunia dan kenikmatan di akhirat.
Berkanenaan dengan dakwah kampus, kita tidak mungkin membatasi arah gerak hanya dari sisi syiar kajian. Kehidupan kampus terdiri dari beragam mahasiswa dari latar belakang yang berbeda – beda maka dakwah akan sulit ditempuh jika hanya dilakukan dengan kajian – kajian klasikal. Memang masjid menjadi pusat keagamaan, tetapi kita tidak boleh hanya masjid oriented semata. Sering kita jumpai banyak mahasiswa sekarang yang merasa enggan begitu mendengar kata kajian, mereka hanya menganggap masjid sebagai tempat sholat semata. Oleh karena itu, perlu kiranya kita mengemas dakwah ini dengan lebih baik. Lebih menarik, tetapi tidak lepas dari esensi utamanya.
Lahirnya dakwah kampus dimulai dari masjid melalui Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Pada awalnya kegiatan dakwah kampus hanya terfokus pada kajian – kajian di masjid, kemudian seiring berkembangnya zaman, memasuki era reformasi, LDK mulai memandang untuk mengemas dakwah lebih menarik yaitu dengan mengadakan kajian – kajian sosial dan tentunya dengan nilai – nilai Islami di dalamnya. Akhir tahun 2000, banyak kampus yang mulai mengaku sebagai kampus riset, sehingga seakan tren dikalangan mahasiswa pun mulai tergeser ke arah riset pula, walaupun bidang – bidang lain masih ikut bertahan. Awal tahun 2011, terlihat paradigma akademis, riset, dan prestasi mulai merasuk kuat di kalangan mahasiswa. Mengambil sampel salah satu kampus di Indonesia yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), sejak ditetapkannya UGM sebagai WCRU (Word Class Research University) ketertarikan mahasiswanya mulai terfokus ke arah akademis. Banyak mahasiswa mulai bersikap pragmatis, mereka seakan enggan mengikuti acara – acara yang tidak mendukung akademis mereka. Fenomena ini terlihat bahkan untuk acara pameran dengan pentas band pun sedikit sekali mahasiswa yang mengikutinya, yang agak memprihatinkan jumlah peserta kajian pun ikut menurun. Akan tetapi, begitu ada acara seminar keilmuan, seminar beasiswa, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan keilmuan terlihat peserta yang semakin banyak. Mengambil ibroh (pelajaran) dari fenomena ini, agaknya LDK perlu mengemas dakwah dengan sarana keilmuan.
Apa hubungan dakwah dengan ilmu? Telah jelas bahwa untuk berdakwah kita harus memiliki ilmu. Namun, yang dimaksud ilmi atau ilmu disini adalah ilmu – ilmu science dan sosial. Disini lebih ditekankan bagaimana cara mengemas dakwah melalui ilmu – ilmu science dan sosial. Lantas bagaimana cara melakukannya? Ada banyak cara, salah satunya dengan membahas kajian tentang ilmu dari sudut pandang Islam. Tidak harus masalah sosial, science pun bisa karena Islam adalah agama yang sempurna. Dapat juga dilakukan dengan seminar beasiswa, dalam acara ini dapat kita selipkan nilai – nilai Islami. Banyak sekali kagiatan keilmuan yang dapat dibungkus menjadi suatu sarana dakwah. Sudah ada beberapa LDK yang memiliki departemen khusus keilmuan, termasuk KMT (Keluarga Muslim Teknik ) , LDK Fakultas Teknik UGM dengan departemen keilmuan Cendekia Teknika (CT).
Salah satu pencerahan yang dibawa oleh Islam bagi kemanusiaan adalah pemikiran secara ilmiah, masyarakat Arab dan Timur tengah pra Islam tidak memperdulikan persoalan- persoalan mengenai alam semesta, bagaimana alam tercipta dan bagaimana alam bekerja, maka dari sinilah mereka belajar merenungi pertanyaan-pertanyaan ini dan untuk mencari jawabannya tentang itu semua mereka merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits-hadits nabi. Didalam Al Qur’an, Allah memerintahkan memikirkan bagaimana langit dan bumi tercipta, cara fikir ini menggerakkan bangkitnya ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Ini adalah pengembangan ilmu pengetahuan yang istimewa dalam sejarah dunia, terutama tentang alam semesta.
Baghdad menjadi ibukota ilmu pengetahuan dalam imperium Islam selain ibu kota pemerintahan, ilmuan, filusuf dan para peneliti berkumpul dibaghdad dari keempat penjuru dunia Islam, dan bertemu di baitul Hikmah (pusat pengkajian ilmu pengetahuan) dikala itu yang terkenal disana untuk mengungkapkan rahasia alam semesta yang Allah ciptakan. Kesadaran para ilmuan muslim yang bersumber dari Al Qur’an memicu pencapaian terbesar dalam ilmu pengetahuan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya, sifat lain yang diajarkan oleh Al Qur’an kepada kaum muslim adalah keterbukaan fikiran, yang memungkinkan mereka mendapatkan ilmu pengetahuan dari peradaban lain tanpa prasangka.
Karya-karya kaum muslimin berisi jumlah besar penelitian, pengamatan, percobaan dan perhitungan. Sebagai cotoh, sistem desimal yang sekarang digunakan diseluruh dunia dikembangkan oleh ahli matematika muslim, dan juga ilmuan muslim memandang sangat penting pengamatan dibidang astronomi, sedangkan astronomi modern dikembangkan dari sistem mereka, ilmuan muslim juga menghitung peredaran bulan mengitari bumi dan mencatat rumus matematikanya, Aljabar dan trigonometri adalah temuan pakar matematika muslim. Karya-karya arsitektur yang mengagumkan di empat penjuru Islam dimungkinkan oleh perangkat ilmiah ini.
Sejumlah prestasi kaum muslimin yang paling memukau adalah dibidang kedokteran, dimasa ketika orang eropa menganggap penyakit disebabkan oleh roh jahat, perawatan bukanlah sebuah kata yang dapat ditemukan dalam kosa kata pemikiran orang-orang Eropa, dilain pihak melalui penelitian mendalam, ilmuan muslim menyimpulkan Bahwa penyakit disebabkan oleh makhluq yang terlalu kecil untuk dilihat, dan bahwa pasien harus dirawat ditempat terpisah dari yang lainnya yang masih sehat, dari sinilah rumah sakit modern pertama didunia didirikan, pasien dirawat dan ditampung secara ilmiah dalam kamar-kamar tepisah tergantung jenis penyakit yang mereka derita. Pasien yang menderita penyakit jiwa mereka mendapatkan terapi musik ketika pada masa Eropa, dan mereka menganggap orang-orang yang sakit jiwa sebagai hamba setan dan harus dibakar hidup-hidup.
Pengamatan dokter-dokter muslim terhadap anatomi manusia sangatlah tepat sehingga hasilnya dijadikan buku-buku rujukan di sekolah-sekolah kedokteran Eropa selama lebih dari enam abad silam. Dokter-dokter Islam juga mengukur denyut nadi pasien ketika sedang memeriksa mereka, dan ini dilakukan berabad-abad sebelum orang eropa tahu tentang peredaran darah, wanita melahirkan dalam keadaan yang paling hieginis yang dimungkinkan masa itu, dilihat dari benuk peralatan yang ada menunjukan betapa majunya peradaban dalam bidang kedokteran.
Ilmuan muslim menemukan sejumlah penemuan-penemuan yang sangat penting dalam bidang optik dan cahaya. Orang yang pertama yang meggambarkan anatomi mata dengan sangat terperinci adalah ahli optik yaitu Ibnu Al Haitsam, penelitiannya yang diakui dalam bidang lensa membuka jalan bagi penemuan kamera. Dokter-dokter muslim juga menemukan penyebab kerusakan penglihatan dan melakukan operasi katarak yang berhasil beberapa abad sebelum Eropa.
Warisan ilmu pengetahuan Islam menjadi sumber pencerahan Eropa dimulai pada abad ke-15, ilmuan nasrani melakukan pengembangan ilmu pengetahuan Eropa dengan ilmu pengetahuan yang mereka dapat dari rekan rekan muslim mereka, cahaya Islam menerangi mereka pula. Maka dari sini kita dapat melihat dengan jelas bahwa Islam merupakan agama yang sangat maju dalam bidang ilmu pengetahuan, jadi Islam bukanlah sebatas ibadah dan shalat saja tetapi Islam adalah kaffah (menyeluruh). Menurut Ali Syariati, Al-Qur’an merupakan firman Allah yang sangat komprehensif, yang menjadi sumber inspirasi bagi manusia dalam semua lini kehidupan. Hal ini dapat dilihat dari klasifikasi al-Qur’an yang dibuat olehnya.
Wahyu, yang diterima oleh semua Nabi SAW berasal dari Allah SWT, merupakan sumber pengetahuan yang paling pasti. Namun, Al-Quran juga menunjukkan sumber-sumber pengetahuan lain disamping apa yang tertulis di dalamnya, yang dapat melengkapi kebenaran wahyu. Pada dasarnya sumber-sumber itu diambil dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT, asal segala sesuatu. Namun, karena pengetahuan yang tidak diwahyukan tidak diberikan langsung oleh Allah SWT kepada manusia, dan karena keterbatasan metodologis dan aksiologis dari ilmu non-wahyu tersebut, maka ilmu-ilmu tersebut di dalam Islam memiliki kedudukan yang tidak sama dengan ilmu pengetahuan yang langsung diperoleh dari wahyu. Sehingga, di dalam Islam tidak ada satupun ilmu yang berdiri sendiri dan terpisah dari bangunan epitemologis Islam, ilmu-ilmu tersebut tidak lain merupakan bayan atau penjelasan yang mengafirmasi wahyu, yang kebenarannya pasti. Di sinilah letak perbedaan epistemologi sekuler dengan epistemologi Islam.
Di dalam Islam, pencarian pengetahuan oleh seseorang bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, tetapi harus, dan dianggap sebagai kewajiban bagi semua Muslim yang bertanggung jawab. Kedudukan ini berbeda dengan sikap skeptis Yunani dan Sophis, yang menganggap pengetahuan hanya imajinasi kosong. Dalam bahasa Arab, pengetahuan digambarkan dengan istilah al-ilm, al-ma’rifah dan al-syu’ur. Namun, dalam pandangan dunia Islam, yang pertamalah yang terpenting, karena ia merupakan salah satu sifat Allah SWT. Al-ilm berasal dari akar kata l-m dan diambil dari kata ‘alamah, yang berarti “tanda”, “simbol”, atau ”lambang”, yang dengannya sesuatu itu dapat dikenal. Tapi alamah juga berarti pengetahuan, lencana, karakteristik, petunjuk dan gejala.. Karenanya ma’lam (amak ma’alim) berarti petunjuk jalan, atau sesuatu yang menunjukkan dirinya atau dengan apa seseorang ditunjukkan. Hal yang sama juga pada kata alam berarti rambu jalan sebagai petunjuk. Di samping itu, bukan tanpa tujuan al-Quran menggunakan istilah ayat baik terhadap wahyu, maupun terhadap fenomena alam. Pengertian ayat (dan juga ilm, alam, dan ’alama) di dalam al-Quran tersebut yang menyebabkan Nabi SAW mengutuk orang-orang yang membaca ayat 3:190-195 yang secara jelas menggambarkan karakteristik orang-orang yang berfikir, mambaca, mengingat ayat-ayat Allah SWT di muka bumi tanpa mau merenungkan (makna)nya.
Sifat penting dari konsep pengetahuan dalam al-Quran adalah holistik dan utuh (berbeda dengan konsep sekuler tentang pengetahuan). Pembedaan ini sebagai bukti worldview tauhid dan monoteistik yang tak kenal kompromi. Dalam konteks ini berarti persoalan-persoalan epistemologis harus selalu dikaitkan dengan etika dan spiritualitas. (Dalam Islam) ruang lingkup persoalan epistemologis meluas, baik dari wilayah (yang disebut) bidang  keagamaan dengan wilayah-wilayah (yang disebut sekuler)., karena worlview Islam tidak mengakui adanya perbedaan mendasar antara wilayah-wilayah ini. Adanya pembedaan semacam itu akan memberi implikasi penolokan hikmah dan petunjuk Allah SWT, dan hanya memberi perhatian dalam wilayah tertentu saja. Wujud Allah SWT sebagai sumber semua pengetahuan, secara langsung meliputi kesatuan dan integralitas semua sumber dan tujuan epistemologis. Ini menjadi jelas  jika kita merenungkan  kembali istilah ayat yang menunjuk pada ayat-ayat al-Quran dan semua wujud di alam semesta.

Read more...
 
Zona Inspiratif © 2018